Kamis, 23 Juni 2011

Surat Untuk "SEPI" (3)

Setulus hati ku tulis surat tuk mengungkapkan apa yang ada di hatiku. Ku harap engkau mau mengerti perasaanku. Jika memang aku sangat menginginkanmu.Aku tak menuntut apapun hanya cinta tulus dari sudut sanubari. Aku tak mau cintaku hanya menyakiti, tapi yang aku mau hanya izinkan aku menjadi kekasih hatimu. Menjadikanku sebagai penjaga hatimu yang kau cinta seperti ku mencintaimu.

Apa kata hujan hari ini?? Dia masih menangis karena bumi yang di guyurnya masih kemarau.. Seperti hatiku yang gersang, menunggu cintamu yang tak kunjung hadir.. Air mata langit deras berjatuhan, seakan menumpahkan kerinduan pada alam. Diantara sela-sela malam dan pekatnya hitam, ku sadar pada kenyataan cuma kamu yang ku nantikan.

Haruskah aku menunggu di tepian waktu yang tak memihakku. Diantara harapan semu cintamu, aku masih setia pada hatiku. Semoga malam ini kau mengerti. Jauh di sini ku menanti, berharap kau akan menyadari.

Katakan ku harus apa ?? Harus bagaimana lagi.. Habis air mataku memendam kesedihan. Letih ragaku menutupi rindu di hati.. Tak bosanku bersimpuh dalam doa, demi dan untuk kamu yang ku cinta. Cobalah kau lihat, aku disini menangis karena cinta. Tetesan air mata ini menggambarkan betapa tulusnya cinta ini untukmu. Ku tegarkan hati mencoba bertahan demi untuk meyakinkan. Aku masih terus bertahan dalam cinta ini.

Lelah aku menjelajahi dunia cinta. Raga ini letih mengarungi setia jiwa. Bosan mulai mengusik rasa namun cinta tetap indah tuk nikmatinya. Saat sakit hati merajai, sejenak cinta seperti tak bermakna. Cinta dapat menjadi madu menggoda atau cinta racun derita penuh siksa hati. Apapun makna cinta, kita yang membuat versinya.

Pahit manis cerita ini telah kurasakan semua, lika-liku cinta tak ada hentinya dalam perjalanan hidup. Sedih bahagia berbaur atas nama cinta yang mencintaimu. Tak elak hampa sudah senandungku dalam sedih yang tak terarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar